How I miss my Clementine.
Selang beberapa waktu lamanya,
dia tak menampakkan paras nya di hadapan ku. Dia seolah-olah menghilang ditelan
bumi. Mungkin ini yang dinamakan takdir Tuhan.
Seperti pepatah lama mengatakan,
waktu yang mempertemukan seseorang, waktu pula yang memisahkan seseorang. Itu
nyata terjadi dalam hidup ku.
Aku tak mengenal dirinya, begitu
juga dengannya yang tak mengenal ku. Aku melihatnya ketika aku dan dia
menghadiri suatu acara di suatu tempat. Saat itu, aku sedikit terlambat menghadiri
acara itu. Lalu, aku memperkenalkan diri ku. Tentu saja, bukan hanya kepada
dirinya seorang, tetapi untuk para tamu yang lain. Sial, aku belum mengetahui
nama nya sehingga aku memilih untuk diam dalam keramaian.
Hingga pertemuan yang kesekian
kali nya, aku mengetahui nama nya. kami pun memulai percakapan kecil. Dari
percakapan kecil, aku mencoba terus tetap berkomunikasi dengannya. Hari demi
hari, aku bisa memahaminya, tetapi tak sepenuhnya.
Canda tawa cukup mewarnai
pertemuan kami. Aku rasa dia seorang
yang cukup tampan. Sayang, aku tak menemukan sesuatu yang lebih dari dalam
dirinya. Tak ada sesuatu yang ku temukan seperti yang ku temukan pada pria yang
di sana. Oleh karena itu, aku merasa dia lebih asyik menjadi sosok
abang-abang-an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar