Ini cerita ku ketika bertemu dengannya.
Mungkin kamu akan berpendapat bahwa aku nampak dekat dengannya. Kamu bukan orang
yang pertama yang berpendapat demikian.
Memang setiap kesempatan bertemu dengannya seolah-olah
seperti angin yang berhembus. Angin terkadang membawa debu yang menyakitkan
mata ketika datang. Namun, terkadang angin
begitu lembut mengalir ke tulang telinga. Begitulah pertemuan aku
dengannya.
Tak selamanya pertemuan kami membuahkan manis untuk aku dan
dia. Ada kalanya aku harus melumat air laut. Perih. Pedih. Ringkih.
Mengapa?
Tak selamanya
pertemuan kami membuahkan manis untuk aku dan dia. Ketika aku dan dia bertemu,
hanya mata kami yang berbicara. Terdiam.
Mengapa?
Tak selamanya
pertemuan kami membuahkan manis untuk aku dan dia. Terkadang, dia ingin
mengucapkan satu kata, tetapi tertatih, terhenti.
Mengapa?
Tak selamanya
pertemuan kami membuahkan manis untuk aku dan dia. Aku dan dia suka tak peduli,
tetapi peduli.
Jadi, aku sangat menikmati sekali bila aku dan dia bisa
benar-benar bertemu. Pertemuan yang sesungguhnya membuat suatu kebahagiaan
tersendiri untuk ku. Karena saat itu lah aku dapat melihat senyum, gigi,
rambut, dan kulitnya yang menyatu seperti hot chocolate Cadbury di pagi hari.
Benar kata Afgan,
“pesona indah wajah mu mampu mengalihkan dunia ku…
… wajah mu mengalihkan dunia
ku”
J J J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar