Minggu, 19 Mei 2013


Ini cerita ku ketika bertemu dengannya.
Mungkin kamu akan berpendapat bahwa  aku nampak dekat dengannya. Kamu bukan orang yang pertama yang berpendapat demikian. 
Memang setiap kesempatan bertemu dengannya seolah-olah seperti angin yang berhembus. Angin terkadang membawa debu yang menyakitkan mata ketika datang. Namun, terkadang angin  begitu lembut mengalir ke tulang telinga. Begitulah pertemuan aku dengannya.
Tak selamanya pertemuan kami membuahkan manis untuk aku dan dia. Ada kalanya aku harus melumat air laut. Perih. Pedih. Ringkih.
Mengapa?
Tak selamanya pertemuan kami membuahkan manis untuk aku dan dia. Ketika aku dan dia bertemu, hanya mata kami yang berbicara. Terdiam.
Mengapa?
Tak selamanya pertemuan kami membuahkan manis untuk aku dan dia. Terkadang, dia ingin mengucapkan satu kata, tetapi tertatih, terhenti.
Mengapa?
Tak selamanya pertemuan kami membuahkan manis untuk aku dan dia. Aku dan dia suka tak peduli, tetapi peduli.
Jadi, aku sangat menikmati sekali bila aku dan dia bisa benar-benar bertemu. Pertemuan yang sesungguhnya membuat suatu kebahagiaan tersendiri untuk ku. Karena saat itu lah aku dapat melihat senyum, gigi, rambut, dan kulitnya yang menyatu seperti hot chocolate Cadbury di pagi hari.
Benar kata Afgan,

“pesona indah wajah mu mampu mengalihkan dunia ku…
   … wajah mu mengalihkan dunia ku”
J J J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar