Entah mengapa ku tak lagi mempercayai setiap kata-kata yang
keluar dari mulu mu.
Semua terdengar begitu merdu, tetapi hanya bualan belaka.
Entah mengapa ku tak lagi merasa nyaman di samping mu.
Meski sentuhan mu masih lembut seperti dulu, sekujur tubuh
ku menggelak.
Entah mengapa ku tak lagi melihat ketajaman mata mu.
Tak ku temui sinar coklat bola mata mu seperti sedia kala.
Semua sungguh terasa berbeda.
Semua ucapan dan tingkah laku mu menyimpan sejuta kata
terpendam.
Ku bisa merasakannya itu, meski sampai sekarang kau terus
memendamnya.
Mungkin itu memang pilihan terbaik mu.
Ku tetap menunggu, menunggu, dan menunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar