satu alasan yang tak akan ku sampaikan kepada nya, aku merindu.
ku tahu bahwa ia juga merasakan yang sama dengan ku,merindu.
entah sampai kapan akan terus merindu, merindu, dan merindu.
tak mengapa sekadar lewat rindu itu.
namun, merindu selalu membawa air mata, membuka luka jahit, dan menodai kenangan.
ku takut kalau ia harus merindu.
tak ingin ku lihat air mata yang berjatuhan,
tak ingin ku lihat helaian benang berserakan, dan
tak ingin ku lihat cerita lama berdatangan.
merindu,
obat terpahit yang pernah ada di dunia yang harus ku makan.
pahit di lidah,
getir di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar