Sabtu, 13 Februari 2010

Februari yang kelabu (ii)

Tuhan Maha Adil. Setelah saya dan teman yang lain ulangan di hari kamis, kami mendapatkan pertandingan basket. XI IPA 1 VS X-2.  Pertandingannya sore, menyebabkan saya tidak les pelajaran pertama. Saya menonton pertandingan itu dengan saksama di bangku yang telah disediakan oleh OSIS. Cukup mengerikan sekali pertandingan ini, lawan kelas saya X-2 bukanlah lawan yang biasa. Tapi luar binasaaaa…. Mereka mampu mengeshot bola dengan tampak terarah tapi sebenarnya “imajiner”,kata Posma.  Sedangkan my brother tampak sedikit gundah gelisah gt, akibat itu orang yang tak kunjung pulang. Ckckck….. belum lagi si Melvin yang baru awal pertandingan udah jatuh, terus si Rio memakai kaos yg bercorak sama dengan lawan.hhhaaackckckk.. ahkirnya, kami memenangkan pertandingan ini dengan perolehan skor 50 vs 27. Terima Kasih.

Hari itu belum berahkir sampai situ.  Saya harus les lagi ke Ganesha Operation bersama kedua teman saya, Elisa dan Nesong. Tetapi di tengah perjalanan, Nesong g mau les karena tidak mood. Jadi saya dan Elisa yang les.  Pengertian dan kesedihan dimulai. Sampai ahkirnya badan ini retak-retak lemas tak berdaya karnanya. Untung pulang nebeng ama Umar. Terima Kasih.


Ahkir pekan datang lagi, dan semakin suram saja. “pokoknya gw g mau tau,Nar. LH harus datang!”,kata Umar. “jangan lupa beli air,Nar!”,kata Posma. “besok 15 vs 0 nie”,kata Ferdi. “bsk lh dtng g?”,sms Melvin.  Itu kata-kata g asing lagi dah buat saya klo mau ada pertandingan.  Ya alhasil saya datang dan beli air untuk mereka dan menang tp skornya g seperti yang sudah diperkirakan. 3 vs 1. Itu aja udh susah banget ya, secara hujan, udah gt lapangannya becek pula, dan saya juga nonton dari jauh, jadi g bs transfer kekuatan dah ama pemain. Dan g terasa udah pukul 12.15 yah, dan saya harus tamabahan Fisika di tmp les. Eh…masih hujan aja, saya tunggu hingga hujan redah. Teman-teman saya satu persatu mulai pulang. Posma dan Benny les, Tirza dan Dinar pulang, my brother pulang, dan si Billy pun pulang juga. Sepi banget kan. Tinggal saya  ama Melvin. trs saya mendapatkan pesan singkat dari teman saya Ines yang bolak balik menanyakan kapan les dan dari Elisa yang rupanya dari tadi dia sudah di tempat les sendirian tambahan ama pak SN. Ya udah dah, saya terobos aja toh hujan. 

Di tengah perjalanan menuju GO, teman saya sudah menawarkan untuk pulang aja, g usah les. Tapi saya tidak mungkin  tidak datang ke GO, walaupun sebetulnya saya juga sudah menduga tidak ada guru nya. Setibanya di tmp les, udh ada pak HP aja ya di luar yg ngeliat saya penuh dengan tanda Tanya. Ternyata BENAR. Gurunya TIDAK ADA DAN TEMAN SAYA SUDAH MAU PULANG. Deeerrrrgggghhhh…….kek ke sambet petir gw. Galau banget dah gw, udah mana Selasa besok UH FISIKA ya…bener-bener dah…udh mau netes aja nie air dari mata. Alhasil gw pulang, sebelumnya gw minta  ama pak HP guru fisika pak RG hari senin pukul 2.30 utk tambahan.  Terima kasih.

Ketika malam menjemput, saya mengirimkan pesan singkat ke beberapa teman saya yang berisikan “…………………….,Tio Minar”. Dengan harapan teman saya membalasnya.  Tetapi tidak sesuai dengan harapan saya, hanya beberapa saja yang  membalas dengan berbagai balasan yang berbeda-beda.

tanda tanda kiamat nh kayanya
do anything you want asa long as its good for us all
its okay nar. Im better now. Nar, gw lagi kesel sama kakak gw
kok tiba2 sms kyk gni?
never mind dear, we’re just human and all humans have their own mistakes. I’m also apologize for maybe something I’ve done to you that hurt your heart. So, never let me go!haha ga nyambung.yg penting senyum doank :p
langit malam tak berbintang, karena bintangnya berpindah ke matamu
that’s okay nang :)
you never hurt me nar. I’m having so much problems nih. T_T
Idem
haha,good night juga inang. Sama2 ya inang. Maafkan aku yang tak sempurna.”
Itu semua balasan teman saya, tapi balasan yang saya harapkan, tak kunjung datang. Hingga ahkirnya saya memutuskan berbalas pesan singkat dengan teman yg lain tetap masih berharap teman yang lain membalas. Terima Kasih.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar